![]() |
Sumber Gambar : mediatani.com |
Secara tradisional, peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi
hanya dipandang pasif dan sebagai unsur penunjang semata (Todaro dan Smith,
2006). Padahal proses pembangunan ekonomi merupakan salah satu redefenisi
terus menerus atas peran-peran sektor pertanian, manufaktur, dan jasa (World
Bank 2008). Jika suatu wilayah menghendaki pembangunan yang lancar dan
berkesinambungan, maka wilayah harus memulainya dari pedesaan pada
umumnya, dan sektor pertanian pada khususnya (Todaro dan Smith 2006).
Ahluwalia dalam Tambunan (2010) kondisi ekonomi dengan sektor pertanian
yang cukup besar, maka strategi pembangunan ekonomi yang tepat yaitu dengan
mendahulukan sektor pertanian.
Peran pertanian menurut World Bank (2008) berkontribusi pada
pembangunan sebagai sebuah aktivitas ekonomi, mata pencaharian dan sebagai
cara untuk melestarikan lingkungan, sehingga sektor ini sebuah intrumen yang
unik bagi pembangunan. Sebagai aktivitas ekonomi, pertanian dapat sebagai
sumber pertumbuhan bagi perekonomian wilayah, penyedia investasi bagi sektor swasta dan sebagai penggerak utama industri-industri yang terkait bidang
pertanian. Terkait dengan pertumbuhan wilayah, (Sukirno 2006) menyatakan
masalah pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam tiga aspek, yaitu ; masalah
pertumbuhan yang bersumber pada perbedaan antara pertumbuhan potensial yang
dapat dicapai dan tingkat pertumbuhan yang sebenarnya tercapai, masalah
pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan meningkatkan potensi pertumbuhan itu
sendiri,masalah pertumbuhan berkaitan dengan keteguhan atau stabilitas
pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Kontribusi pertanian dalam pembangunan ekomomi (Todaro,2011) yaitu;
pertanian sebagai penyerap tenaga kerja, kontribusi terhadap pendapatan,
kontribusi dalam penyediaan pangan,pertanian sebagai penyedia bahan baku,
kontribusi dalam bentuk kapital.
Ada beberapa faktor yang bisa diungkapkan bahwa sektor pertanian
menjadi penting dalam proses pembangunan, yaitu; sektor pertanian
menghasilkan produk yang diperlukan sebagai input sektor lain, terutama sektor
industri (Agroindustri), sebagai negara agraris populasi disektor pertanian (pedesaan) membentuk proporsi yang sangat besar. Hal ini menjadi pasar yang
sangat besar bagi produk- produk dalam negeri terutama produk pangan. Sejalan
dengan itu ketahanan pangan yang terjamin merupakan prasyarat kestabilan sosial
dan politik, sektor pertanian merupakan sumber daya alam yang memiliki
keunggulan komparatif dibanding negara lain. Proses pembangunan yang ideal
mampu menghasilkan produk-produk pertanian yang memiliki keunggulan
komperatif baik untuk kepentingan ekspor maupun substitusi impor. (Tambunan,
2009).
0 comments: